A. Pendahuluan
Sebelum membicarakan tentang
penilaian akan ditinjau terlebih dahulu beberapa istilah yang banyak
ditemui dan sering ditanyakan perbedaannya, yaitu pengujian, pengukuran,
penilaian dan evaluasi. Jika pengujian adalah kegiatan memberikan sejumlah pertanyaan. Sedangkan pengukuran adalah kegiatan yang
sistematik untuk memberikan angka pada objek atau gejala. Lain lagi
dengan penilaian
(assessment) dan evaluasi, kalau penilaian adalah penafsiran
hasil pengukuran dan penentuan pencapaian hasil belajar. Sedangkan evaluasi adalah penentuan mutu dan
penentuan pencapaian tujuan suatu program.
Sesuai dengan pengertiannya, dapat dikatakan bahwa penilaian
adalah suatu kegiatan pengukuran, kuantifikasi dan penetapan mutu pengetahuan
siswa secara menyeluruh. Dalam pengertian ini diisyaratkan bahwa penilaian
harus terintegrasi dalam proses pembelajaran dan menggunakan beragam bentuk. Tes dan teknik-teknik penilaian
hanya diperlukan untuk menunjukkan bagaimana siswa mengerjakan tugas-tugas yang
sebenar-benarnya. Bila kita menginginkan siswa menjadi seorang yang dapat
memecahkan masalah dengan baik, maka tes tentang kompetensi pemecahan masalah
harus secara logis menilai unjuk kerja siswa dalam tugas pemecahan masalah.
Ketika
siswa dinilai berdasarkan unjuk kerjanya, tes menjadi bagian dalam pengajaran.
Misalnya seorang pelatih akan bekerja secara teratur dengan pemain-pemainnya
untuk menyusun tujuan-tujuan guna meningkatkan unjuk kerjanya. Dari
pembahasan diatas maka makalah ini akan membahas tentang bagaimana penilaian
unjuk kerja (Performance) ?
B.
Pengertian Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk
kerja sendiri adalah penilaian yang dapat mengungkapkan kemampuan siswa
dalam pemahaman konsep, pemecahan masalah dan komunikasi. Penilaian perbuatan
atau unjuk kerja adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif
dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang
bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul dalam diri
peserta didik.
Penilaian unjuk kerja juga merupakan
penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan. Penialain
kinerja (Performance Asesment), merupakan bagian dari asesmen
alternative, asesmen ini muncul sekitar tahun 1980-an, sebagai kritikan
terhadap kelemahan tes baku yang menggunakan tes objektif, tes baku banyak
mendominasi di persekolahan dan merupakan bagian yang terisolir dari proses
Pembelajaran secara keseluruhan.
Penilaian unjuk kerja dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik
melakukan tugas tertentu seperti; praktik dilaboratorium, praktik sholat,
presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca
puisi/deklamasi, mengcangkok, berpidato, dan lai-lain. Ada pula beberapa pengertian
penilaian unjuk kerja menurut beberapa ahli, antara lain:
1.
Menurut Danielson,
Mendefinisikan penilaian unjuk kerja sebagai “Performance
assesment means any assesment of student learning that requires the evaluation
of student writing, product, or behavior. That is, it includes all assesment
with the exeption of multiple choice, matching, true/false testing, or problem
with a single correct answer”.(penilaian unjuk kerja adalah penilaian belajar
siswa yang meliputi semua penilaian dalam bentuk tulisan, produk atau sikap
kecuali bentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, atau jawaban singkat.
2.
Menurut Fitzpatrick dan Morison
(1971)
Berpandangan bahwa penilaian kinerja
(performance assessment) sebenarnya tidak memiliki perbedaan yang begitu besar
dengan tes lainnya yang dilaksanakan di dalam kelas, hal ini menurut mereka
tergantung dari sejauhmana tes itu dapat mensimulasikan situasi dari
kriteria-kriteria yang diharapkan.
3.
Menurut Trespeces (1999)
Mengatakan
bahwa “performance assessment” adalah berbagai macam tugas dan situasi dimana
peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian
pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks.
Jadi boleh dikatakan bahwa “performance assessment” adalah suatu penilaian yang
meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke
dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Dalam hubungan dengan penilaian unjuk
kerja aspek - aspek yang dapat dinilai atau diukur adalah:
a.
Kualitas penyelesaian pekerjaan, yakni
bagaimana kualitas dari pekrjaan dari peserta didik ketika mengerjakan tugas
tertentu, seperti harus sesuai dengan kaidah – kaidah kerja yang telah
ditentukan.
b.
Keterampilan menggunakan alat – alat,
yakni bagaimana peserta didik mampu menggunakan alat-alat yang digunakan dalam
unjuk kerja untuk menyelesaikan tugas tertentu secara baik dan sesuai dengan
Prosedur Operasional Standar (POS).
c.
Kemampuan menganalisis dan merencanakan
prosedur kerja sampai selesai, yakni bagaimana peserta didik mampu melakukan
analisis dan merencanakan prosedur kerja dari awal sampai selesai secara baik.
d.
Kemampuan mengambil keputusan
berdasarkan aplikasi informasi yang diberikan.
e.
Kemampuan membaca, menggunakan diagram,
gambar-gambar, dan simbol-simbol.
Menurut Suwandi penilaian unjuk kerja
perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
a.
Langkah-langkah kinerja yang diharapkan
dilakukan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari satu
kompetensi.
b.
Kelengkapan dan ketepatan aspek yang
akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c.
Kemampuan-kemampuan khusus yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d.
Upayakan kemampuan yang akan dinilai
tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
e.
Kemampuan yang akan dinilai diurutkan
berdasarkan urutan yang akan diamati.
f.
Peserta didik telah memperoleh semua
bahan, alat, instrumen, gambar-gambar atau semua peralatan penyelesaian tes.
g.
Peserta didik telah mengetahui apa yang
harus dikerjakan dan berapa lama waktunya serta aspek-aspek apa saja yang akan
dinilai.
h.
Guru sebaiknya jangan memberi bantuan
kepada peserta didik, kecuali menjelaskan petunjuk-petunjuk yang telah
diberikan kepadanya.
C.
Kelemahan dan Kekurangan Penilain Unjuk Kerja
Beberapa kelebihan dari penilaian unjuk kerja adalah:
1.
Dapat menilai kompetensi yang berupa keterampilan (skill)
2.
Dapat digunakan untuk mencocokan kesesuaian antara pengetahuan mengenai
teori dan keterampilan didalam praktik, sehingga informasi penilaian menjadi
lengkap.
3.
Dalam pelaksanaan tidak asa peluan peserta didik untuk menyontek.
4.
Guru dapat mengenal lebih dalam lagi masing-masing karakteristik peserta
didk.
5.
Memotivasi peserta didik untuk aktif.
6.
Mempermudah peserta didik untuk memahami sebuah konsep yang abstrak ke
konkret.
7.
Kemampuan peserta didik dapat dioptimalkan.
8.
Melatih keberanian peserta didik dalam mempermudah penggalian ide-ide.
9.
Mampu menilai kemampuan dan keterampilan kinerja siswa dalam menggunakan
alat dan sebagainya.
10. Hasil penilaian langsung dapat diketahui oleh peserta
didik.
Sedangkan kelemahan dari penilaian unjuk kerja adalah:
1.
Tidak semua materi pelajaran dapat dilakukan materi penilaian ini.
2.
Nilai bergantung dengan hasil kerja.
3.
Jika jumlah peserta didiknya banyak guru kesuliatan untuk melakukan
penilaian ini.
4.
Waktu terbatas untuk melakukan penilaian seluruh peserta didik.
5.
Peserta didik yang kurang mampu akan merasa minder.
6.
Karena peserta didik terlalu banyak sehingga sulit untuk melakukan
pengawasan.
7.
Memerlukan sarana dan prasarana yang lengkap.
8.
Memakan waktu yang lama, biaya yang besar, membosankan.
9.
Harus dilakukan secara penuh dan lengkap.
10. Keterampilan yang dinilai melalui tes perbuatan mungkin
sekali belum sebanding mutunya dengan keterampilan yang dituntut oleh dunia
kerja, karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu lebih cepat dari
pada apa yang didapatkan disekolah.
D.
Instrumen Penilaian Unjuk Kerja
Untuk mengamati penilaian unjuk kerja peserta didik dapat
menggunakan alat atau instrumen lembar pengamatan atau observasi dengan daftar
cek (check list) dan skala penilaian (rating scale). Berikut
penjelasan kedua alat sebagai penilaian unjuk kerja tersebut .
1.
Daftar Cek (Check List)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan
daftar cek (baik atau tidak baik, bisa atau tidak bisa). Dengan menggunakan
daftar cek, peserta didik mendapat nilai baik atau mampu apabila yang ditampilkan
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh guru. Sedangkan apabila
peserta didik tidak mampu menampilkan sesuatu sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, maka peserta didik dinyatakan belum mampu untuk kriteria tersebut. Kelemahan
cara ini adalah penilaian hanya mempunyai dua cara mutlak, misalnya
benar-salah, mampu-tidak mampu, terampil-tidak terampil dan kategori
sejenisnya. Dengan demikian, skor yang diperoleh peserta didik bersifat rigit
atau kaku dan tidak terdapat nilai tengah. Namun daftar cek lebih praktis
digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar dan hasilnya kontras.
2.
Skala Penilaian (rating scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian
memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi
tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai
lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat
sempurna. Misalnya: 1 = kurang kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4
= sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan
penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil lebih akurat.
E. Kriteria
Instrumen Unjuk Kerja yang Baik
Instrumen
unjuk kerja yang baik memuat hal-hal berikut:
1. Autentik
dan menarik
Hal yang
penting bagi suatu instrumen unjuk kerja adalah menarik dan melibatkan siswa
dalam situasi yang akrab dengan mereka sehingga siswa berusaha untuk
menyelesaikan tugas itu dengan sebaik-baiknya. Siswa cenderung lebih tertarik
terhadap situasi tugas yang menyerupai kehidupan sehari-hari. Tugas ini akan
membuat siswa menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang dikuasainya untuk
menyelesaikan tugas tersebut.. Berdasarkan pengalaman dan pemahaman tentang
karakteristik siswa, seorang guru dapat memperkirakan apakah aktivitas dalam
tugas unjuk kerja yang dibuat akan berhasil atau tidak.
2. Memungkinkan
penilaian individual
Banyak instrumen unjuk kerja yang
dimaksudkan untuk dikerjakan siswa secara berkelompok. Namun perlu diingat
bahwa penilaian ini sebenarnya lebih dititik beratkan untuk penilaian
individu. Karena itu disain penilaian unjuk kerja sebaiknya bisa
ditujukan untuk kelompok dan individu. Sebagai contoh sekelompok siswa diberi
data dan diminta untuk menganalisanya. Untuk penilaian
individunya masing-masing siswa diminta untuk memberi rangkuman dan
penafsiran apa yang ditunjukkan oleh data tersebut.
3. Memuat
petunjuk yang jelas
Instrumen unjuk kerja yang baik
harus memuat petunjuk yang jelas, lengkap, tidak ambigu dan tidak
membingungkan. Petunjuk juga harus memuat apa yang dikerjakan siswa yang nanti
akan dinilai. Sebagai contoh, jika salah satu kriteria penilaian meliputi organisasi
informasi, maka siswa harus diminta untuk menampilkan informasi yang diperoleh
dalam bentuk yang teratur. Setelah instrumen penilaian unjuk kerja
jadi, teman-teman sejawat bisa diminta pendapatnya untuk menganalisa. Mereka
mungkin dapat melihat kekurang jelasan petunjuk siswa atau keambiguan kata-kata
yang digunakan. Di samping itu mereka juga dapat melihat bila ada informasi
yang disajikan tidak lengkap sehingga ada kemungkinan siswa tidak dapat
menyelesaikan tugas. Setelah mempertimbangkan masukan dan saran-saran yang
diberikan, instrumen dapat diperbaiki dan kemudian bisa diujikan kepada siswa.
F.
Langkah – Langkah Penilaian Unjuk Kerja
Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam penilaian unjuk kerja adalah :
1.
Tetapkan KD yang akan dinilai dengan teknik penilaian unjuk kerja beserta
indikator – indikatornya.
2.
Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan
mempengaruhi hasil akhir (out put) yang terbaik.
3.
Tulislah perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting diperlukan untuk
menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik
4.
Rumuskan kriteria kemampuan yang akan diukur (tidak terlalu banyak sehingga
semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama peserta didik mengerjakan
tugas).
5.
Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur,
atau karakteristik produk yang dihasilkan (harus dapat diamati).
6.
Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan
yang akan diamati.
7.
Kalau ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan
yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain dilapangan.
G.
Perencanaan, Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian
Kompetensi Keterampilan Melalui Unjuk Kerja
Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan
dalam merencanakan penilaian unjuk kerja atau praktik :
1.
Menentukan kompetensi yang penting untuk dinilai melalui tes unjuk kerja
atau praktik.
2.
Menyususn indikator hasil belajar berdasarkan kompetensi yang akan dinilai.
3.
Menguraikan kriteria yang menunjukkan pencapaian indikator hasil belajar.
4.
Menyususn kriteria kedalam rubrik penilaian.
5.
Menyususn tugas sesuai dengan rubrik penilaian.
6.
Mengujicobakan tugas jika terkait dengan kegiatan praktikum atau penggunaan
alat.
7.
Memperbaiki berdasarkan hasil uji coba, jika dilakukan uji coba.
8.
Menyususn kriteria batas kelulusan batas standar minimal minimal pencapaian
kompetensi peserta didik.
Sedangkan langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan
penilaian unjuk kerja atau praktik adalah :
1.
Menyampaikan rubrik sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta didik.
2.
Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang kriteria
penilaian.
3.
Menyampaikan tugas kepada peserta didik.
4.
Memeriksa kesediaan alat dan bahan yang digunakan untuk tes praktek.
5.
Melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan.
6.
Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian.
7.
Melakukan penilaian secara individual.
8.
Mencacat hasil penilaian.
9.
Mendokumentasikan hasil penilaian.
Sementara itu, pelaporan hasil penilaian sebagai umpan
balik terhadap penilaian melalui penilaian unjuk kerja atau praktik yang harus
memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1.
Keputusan yang diambil berdasarkan tingkat pencapaian kompetensi peserta
didik.
2.
Pelaporan diberikan dalam bentuk angka atau kategori kemampuan dengan
dilengkapi oleh deskripsi yang bermakna.
3.
Pelaporan bersifat tertulis.
4.
Pelaporan disampaikan kepada peserta didik dan orang tua peserta didik.
5.
Pelaporan bersifat kemunikatif, dapat dipahami oleh peserta didik dan orang
tua peserta didik.
6.
Pelaporan mencantumkan pertimbangan atau keputusan terhadap pencapaian
kinerja peserta didik.
H.
Rambu - Rambu Penilaian Unjuk Kerja Atau Praktek
Tugas – tugas untuk penilaian unjuk kerja atau praktik
harus memenuhi beberapa acuan kualitas berikut:
1.
Tugas unjuk kerja mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan pencapaian
hasil belajar.
2.
Tugas unjuk kerja dapat dikerjakan oleh peserta didik.
3.
Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
4.
Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
5.
Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum.
6.
Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi).
Sementara itu, rubrik penilaian unjuk kerja atau praktik
harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini:
1.
Rubrik memuat seperangkat indikator untuk menilai kompetensi tertentu.
2.
Indikator dalam rubrik diurutkan berdasarkan urutan langkah kerja pada
tugas atau sistematika pada hasil kerja peserta didik.
3.
Rubrik dapat mengukur kemampuan yang akan diukur (valid)
4.
Rubrik dapat digunakan (fleksibel) dalam menilai kemampuan peserta didik.
5.
Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
6.
Rubrik disertai dengan pengskoran yang jelas untuk pengambilan keputusan.
I.
Contoh Istrumen Penilaian Unjuk Kerja
Berikut ini contoh alat atau instrumen penilaian unjuk
kerja beserta penskorannya:
1.
Contoh instrumen penilaian dengan
menggunakan skala penilaian (rating
scale) dalam materi tentang al Qomariah dan al Syamsiah.
Lakukan
percobaan melalui tanah yang telah kamu persiapkan! Amatilah perbedaan
teksturnya: liat, debu/endapan, atau pasir!. Dalam melakukan percobaan
perhatikan persiapan, pelaksanaan dan hasil.
Contoh rubrik
penskoran unjuk kerja:
No.
|
Kriteria
Jawaban
|
Skor Mak
|
Skor
Perolehan
|
1
|
Tahap
Persiapan
a.
Memilih kualitas bahan (tepat=3, cukup=2, kurang=1)
b.
Kualitas bahan (baik=3, cukup=2, kurang=1)
c.
Kelengkapan alat (lengkap=3, cukup=2, kurang=1) (sampel
tanah, skop kecil, kantong plastik,
cangkir, air setengah cangkir)
|
3
3
3
|
3
3
3
|
2
|
Tahap
Pelaksananaan
a.
Mengambil tanah dengan skop kecil
b.
Menyemprotkan tanah hingga lembab, jika kering
c.
Jika terlalu basah tambahkan tanah kering didalamnya
d.
Menentukan teksturnya, halus, kasar, berbutir atau
lunak
e.
Menekan tanah dengan ibu jari dan jari telunjuk. Apakah
menyatu dengan air?
f.
Membuat bulatan bola, apakah dapat dibentuk? Atau jatuh
berantakkan? Berapa lama jika bisa dibentuk?
g.
Membuat tanah memanjang seperti pita, apakah panjangnya
sampai 5 cm tanpa patah?
h.
Menuangkan air kedalam sampel tanah, apakah tanah dapat
menyerap air atau lolos/mengalir?
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
|
1
0
1
0
1
0
1
1
1
|
3
|
Tahap hasil
pengamatan
a.
Warna tanah (ada atau tidak):_
b.
Tekstur tanah (ada atau tidak):_
c.
Tanah (terpisah/bersatu) dengan air
d.
Dapat dibentuk atau tidak
e.
Daya serap dan porositas
Kesimpulan/hipotesis percobaan adalah:
|
1
1
1
1
1
|
1
0
1
1
0
|
Skor Perolehan
|
16
|
||
Skor Maksimal
|
22
|
Skor
Perolehan
Nilai =
X 100
Skor
Maksimal
16
Nilai = X 100 = 72,72
22
Keterangan
Penilaian :
1)
Sangat kompeten bila
mendapatkan nilai 91 sampai dengan 100
2)
Kompeten bila mendapatkan
nilai 71 sampai dengan 90
3)
Cukup Kompeten bila
mendapatkan nilai 61 sampai dengan 70
4)
Kompeten bila mendapatkan
nilai kurang dari 61
Dari
perolehan nilai unjuk kerja diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan atau
kompetensi peserta didik tersebut dalam percobaan adalah kompeten.
2.
Contoh instrumen penilaian dengan
menggunakan daftar cek (check list).
Berilah tanda (√) centang pada kolom :
Sekolah :
MAN 2 Palembang Tahun
Pelajaran : 2015/2016
Nama siswa :
Yusmeri kelas/semester :
VIII/I
No
|
Aspek yang Dinilai
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Beridir tegak
|
√
|
|
2
|
Mamandang kearah hadirin
|
√
|
|
3
|
Pengucapan baik
|
√
|
|
4
|
Intonasi baik
|
√
|
|
5
|
Mimik baik
|
|
√
|
6
|
Penyampaian gagasan jelas
|
√
|
|
Skor yang dicapai
|
5
|
||
Skor maksimum
|
6
|
Skor Perolehan
Nilai =
X 100
Skor
Maksimal
5
Nilai = X 100
6
=
83,33
Keterangan
Penilaian :
1. Apabila
banyak terdapa dominan tanda centang (√) pada kolom “Ya” maka
peserta didik tersebut terampil dalam berpidato
2. Tetapi
sebaliknya jika terdapa dominan tanda centang (√)
pada kolom “Tidak” maka peserta didik tersebut tidak terampil dalam berpidato.
Keterangan
Penilaian :
1)
Sangat kompeten bila
mendapatkan nilai 91 sampai dengan 100
2)
Kompeten bila mendapatkan
nilai 71 sampai dengan 90
3)
Cukup Kompeten bila
mendapatkan nilai 61 sampai dengan 70
4)
Kompeten bila mendapatkan
nilai kurang dari 61
Dari
perolehan nilai unjuk kerja diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan atau
kompetensi peserta didik tersebut dalam percobaan adalah kompeten.
J.
Kesimpulan
Penilaian unjuk
kerja sendiri adalah penilaian yang dapat mengungkapkan kemampuan siswa
dalam pemahaman konsep, pemecahan masalah dan komunikasi. Penilaian perbuatan
atau unjuk kerja adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif
dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang
bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul dalam diri
peserta didik. Penilaian unjuk kerja juga merupakan penilaian yang meminta
peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam
konteks yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Untuk mengamati penilaian unjuk kerja peserta didik dapat
menggunakan alat atau instrumen lembar pengamatan atau observasi dengan daftar
cek (check list) dan skala penilaian (rating scale). Berikut
penjelasan kedua alat sebagai penilaian unjuk kerja tersebut .
1.
Daftar Cek (Check List)
2.
Skala Penilaian (rating scale)
Instrumen
unjuk kerja yang baik memuat hal-hal berikut:
1. Autentik
dan menarik
2. Memungkinkan
penilaian individual
3. Memuat
petunjuk yang jelas
Tugas – tugas untuk penilaian unjuk kerja atau praktik
harus memenuhi beberapa acuan kualitas. Sementara itu, rubrik penilaian unjuk
kerja atau praktik harus memenuhi beberapa kriteria yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
H.
Djaali dan Mulyono, Pudji .2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo. 2008.
Kusnandar
.2013. Penilaian Autentik, jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Rosnita .2007. Evaluasi Pendidikan. Bandung: Cita Pustaka Media
Sudjana,
Nana .1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, cetakan ketiga. Bandung: PT Remaja
RosdaKarya