Minggu, 03 April 2016

makalah tentang lingkungan pendidikan islam



A.      PENDAHULUAN
Pendidikan berintikan interaksi antar manusia, terutama antara pendidik dan peserta didik demi mencapai tujuan pendidikan. Dalam interaksi tersebut terlibat isi yang diinteraksikan serta proses bagaimana interaksi tersebut berlangsung. Lingkungan yang nyaman dan mendukung terselenggaranya suatu pendidikan amat dibutuhkan dan turut berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Demikian pula dalam sistem pendidikan Islam, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan Islam itu sendiri.[1]
Dalam literatur pendidikan, lingkungan biasanya disamakan dengan institusi atau lembaga pendidikan. Meskipun kajian ini tidak dijelaskan dalam al-Qur’an secara eksplisit, akan tetapi terdapat beberapa isyarat yang menunjukkan adanya lingkungan pendidikan tersebut. Oleh karenanya, dalam kajian pendidikan Islam pun, lingkungan pendidikan mendapat perhatian.Pengaruh lingkungan ini tentu dianalisis dengan menggunakan paradigma pendidikan Islam. Lingkungan dalam perspektif pendidikan Islam harus menunjang tercapainya tujuan pendidikan Islam. Jika lingkungan tidak sinergis dengan pencapaian tujuan pendidikan, maka ketercapaian tujuan pendidikan Islam sangat sulit dilakukan. Dari uraian diatas dapat diketahui bagaimana pentingnya Lingkungan terhadap terjadinya proses pendidikan terutama pendidikan Islam, maka dari itu dalam makalah ini akan membahas tentang, Bagaimana Tinjauan Filosofis Tentang Lingkungan Pendidikan Islam ?







B.       Pengertian Lingkungan Pendidikan Islam
Secara Fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh anak, seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem syaraf, peredaran darah, pernafasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani. Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuannya maupun karya orang lain.  Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan belajar, pendidikan pengajaran, bimbingan dan penyuluhan, adalah termasuk lingkungan ini.[2] Tonies membedakan lingkungan menjadi:
1.      Gemeinschaft (community –peguyuban) yaitu kelompok atau kesatuan hidup bersama yang bersifat tradisional. Ada ikatan kekerabatan, ikatan adat kebiasaan norma, pola tingkah laku.
2.      Gesellschaft (Society – patembayan) yaitu kelompok / kesatuan hidup bersama yang bersifat modern. Ada ikatan formal-rasional dengan aturan-aturan yang ditentukan untuk mengatur kehidupan bersama (kota, Negara, organisasi ekonomi, organisasi politik).[3]
Lingkungan merupakan salah satu faktor pendidikan yang ikut serta menentukan corak pendidikan Islam, yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap anak didik. Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan yang berupa keadaan  alam sekitar yang dapat mempengaruhi pendidikan anak. Anak didik akan untung apabila mendapat pengaruh yang bai, sebaliknya anak didik akan rugi apabila mendapat pengaruh yang kurang baik. Lingkungan adalah sesuatu  yang berada diluar diri anak dan mempengaruhi perkembanganya.
Menurut Sartain (Ahli psikolog dari Amerika)  mengatakan bahwa yang dimaksud lingkungan sekitar adalah meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu. Lingkungan pendidikan adalah segala yang tampak dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak bergerak, kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang.[4]
Lingkungan pendidikan adalah suatu institusi atau kelembagaan di mana pendidikan itu berlangsung. Lingkungan tersebut akan mempengaruhi proses pendidikan yang berlangsung. Dalam beberapa sumber bacaan kependidikan, jarang dijumpai pendapat para ahli tentang pengertian lingkungan pendidikan Islam. Menurut Abuddin Nata, kajian lingkungan pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) biasanya terintegrasi secara implisit dengan pembahasan mengenai macam-macam lingkungan pendidikan. Namun demikian, dapat dipahami bahwa lingkungan pendidikan Islam adalah suatu lingkungan yang di dalamnya terdapat ciri-ciri ke-Islaman yang memungkinkan terselenggaranya pendidikan Islam dengan baik.
Dri pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan pendidikan Islam adalah lingkungan yang menyangkut tentang islam yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

C.      Macam – Macam Lingkungan Pendidikan Islam
Lingkungan ditinjau dari perspektif pendidikan Islam adalah sesuatu yang ada di sekeliling tempat anak melakukan adaptasi, meliputi:
1.      Lingkungan alam, seperti udara, daratan, pegunungan, sungai, danau, lautan, dan lain-lain.
2.      Lingkungan Sosial, seperti rumah tangga, sekolah,dan masyarakat.
Ki Hajar Dewantara mengartikan lingkungan dengan makna yang lebih simple dan spesifik. Ia mangatakan  bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan berada dalam 3 pusat lembaga pendidikan yaitu; lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan organisasi pemuda atau kemasyarakatan.


1.      Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah lingkungan utama yang dapat membentuk watak dan karakter manusia. Keluarga adalah lingkungan pertama dimana manusia melakukan komunikasi dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya.  Didalam keluarga pula manusia untuk pertama kalinya dibentuk baik sikap maupun kepribadiannya. Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, karena didalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak.
Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad Saw dalam sabdanya yang berbunyi:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ وَإِنَّمَا أَبَوَاهُ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُهَـوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ.
Artinya: “Setiap anak dilahirkan atas dasar fitrah,maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Majusi, Yahudi dan Nasrani”
Berdasarkan hadist tersebut, jelaslah bahwa orang tua memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak. Anak dilahirkan dalam keadaan suci, adalah menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya.[5] Keluarga dalam perspektif pendidikan Islam memiliki tempat yang sangat strategis dalam pengembangan kepribadian hidup seseorang. Baik buruknya kepribadian seseorang akan sangat tergantung pada baik buruknya pelaksanaan pendidikan Islam di keluarga. Fungsi keluarga dalam kajian lingkungan pendidikan Islam sebagai institusi sosial dan institusi pendidikan keagamaan, antara lain;
a.       Keluarga sebagai Institusi Sosial
Orang tua berkewajiban untuk mengembangkan fitrah dan bakat yang dimilikinya. Pendidikan dalam perspektif ini, tidak menempatkan anak sebagai objek yang dipaksa mengikuti nalar dan kepentingan pendidikan, tetapi pendidikan anak berarti mengembangkan potensi dasar yang dimiliki anak yang dimaksud. Dalam Islam, potensi yang dimaksud cenderung pada kebenaran. Karena ia cenderung pada kebenaran, maka orang tua dituntut untuk mengarahkannya.
Posisi keluarga seperti gambar di atas, menurut  M. Noor Syam telah menunjukkan bahwa keluarga pada hakekatnya berperan sebagai institusi sosial. Keluarga menjadi bagian dari masyarakat dan Negara. Tanggung jawab sosial dalam keluarga, akan menjadi kesadaran bagi perwujudan masyarakat yang baik. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama. Di lingkungan ini anak akan diperkenalkan dengan kehidupan sosial. Adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan keluarga yang lainnya menyebabkan ia menjadi bagian dari kehidupan sosial.
b.      Keluarga sebagai Institusi Pendidikan/Keagamaan
Manusia adalah satu-satunya mahluk yang dapat dididik dan membutuhkan pendidikan. Dalam perspektif Islam, yang jauh lebih penting lagi adalah bagaimana orang tua membantu perkembangan psikologis dan intelektual anak. Aspek ini membutuhkan kasih sayang, asuhan dan perlakuan yang baik. Termasuk yang jauh lebih penting lagi adalah peran orang tua menanamkan nilai-nilai keagamaan dan keimanan anak. Model pendidikan keimanan yang diberikan orang tua kepada anak, dituntut agar lebih dapat merangsang anak dalam melakukan contoh perilaku orang tua (uswatun hasanah).
2.      Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga, karena semakin besar kebutuhan anak, maka orang tua menyerahkan tanggung jawabnya sebagian kepada lembaga sekolah. Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam mendidik anak. Sekolah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak mengenai apa yang tidak dapat atau tidak ada kesempatan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran didalam keluarga. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah orang tua menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada sekolah.[6]
Tugas guru dan pemimpin sekolah di samping memberikan ilmu pengetahuan-pengetahuan, keterampilan, juga mendidik anak beragama. Disinilah sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak didik. Pendidikan budi pekerti dan keagamaan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah haruslah merupakan kelanjutan, atau setidak-tidaknya jangan bertentangan dengan apa yang diberikan dalam keluarga.
Sekolah telah membina anak tentang kecerdasan, sikap, minat dan lain sebagainya dengan gaya dan caranya sendiri sehingga anak mentaatinya. Lingkungan yang positif  terhadap pendidikan Islam yaitu lingkungan sekolah yang memberikan fasilitas dan motivasi untuk berlangsungnya pendidikan agama ini. Sedangkan lingkungan sekolah yang netral dan kurang menumbuhkan jiwa anak untuk gemar beramal, justru menjadikan anak jumud, picik, berwawasan sempit. Sifat dan sikap ini menghambat pertumbuhan anak. Lingkungan sekolah yang negatif terhadap pendidikan agama yaitu lingkungan sekolah yang berusaha keras untuk meniadakan kepercayaan agama di kalangan anak didik.
Bagi setiap muslim yang benar-benar beriman dan melaksanakan ajaran-ajaran Islam, mereka berusaha untuk memasukkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah yang diberikan pendidikan agama. Dalam hal ini mereka mengharapkan agar anak didiknya kelak memiliki kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam atau dengan kata lain berkepribadian muslim. Yang dimaksud dengan berkepribadian muslim adalah kepribadian yang seluruh aspeknya baik tingkahlakunya, kegiatan jiwanya maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdiannya kepada Tuhan dan penyerahan diri hanya kepada-Nya.
3.      Lingkungan Masyarakat.
Lembaga pendidikan masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga sesudah keluarga dan sekolah. Corak ragam pendidikan yang diterima anak didik dalam masyarakat ini banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang baik pembentukan  kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap dan minat maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Secara sederhana, masyarakat didefinisikan sebagai kumpulan individu atau kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan, agama. Dalam batasan lain Mac Iver dan Page mendefenisikan, bahwa masyaraakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tatacara, wewenang, dan ker jasama antara berbagai kelompok dan golongan, pengawasan, tingkahlaku, serta kebebasan manusia.[7]
Pendidikan dalam pendidikan masyarakat ini bisa dikatakan pendidikan secara tidak langsung, pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak sadar oleh masyarakat. Dan anak didik secara sadar atau tidak telah mendidik dirinya sendiri, mencari pengetahuan dan pengalaman sendiri, mempertebal keimanan serta keyakinan dan keagamaan di dalam masyarakat.[8]
            Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT, yang keberadaan hidupnya tidak dapat menyendiri. Manusia membutuhkan masyarakat di dalam pertumbuhan da perkembangan kemajuannya yang dapat meninggikan kualitas hidupnya. Semua itu membutuhkan masyarakat, dan mereka harus hidup di masyarakat. Ibnu Sina pernah mengatakan : “Manusia berbeda dengan makhluk lainnya disebabkan manusia itu tidak dapat memperbaiki kehidupannya jika ia hidup menyendiri tanpa ada orang lain yang menolong memenuhi kebutuhan hidupnya”. Kebutuhan manusia yang diperlukan dari masyarakat tidak hanya menyangkut bidang material melainkan juga bidang spiritual, termasuk ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan sebagainya. Dengan demikian, dapat ditarik suatu pemahaman bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan pendidikan manusia memerlukan adanya lingkungan sosial masyarakat.
            Dari semua lingkungan masyarakat yang dapat digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga macam lingkungan belajar yakni lingkungan sosial, lingkungan alam dan lingkungan buatan.
1.      Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai. Lingkungan sosial tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Dalam praktek pengajaran penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat, seperti keluarga, tetangga, rukun tetangga, rukun warga, kampung, desa, kecamatan dan seterusnya.
2.      Lingkungan Alam
Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiyah seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora (tumbuhan), fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan dan lain-lain). Lingkungan alam tepat digunakan untuk bidang studi ilmu pengetahuan alam. 
3.      Lingkungan Buatan
Disamping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja dibuat atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan antara lain irigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik. Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungannya, serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya.[9]

D.      Pengaruh Lingkungan Dalam Pendidikan Islam
Dalam perspektif pendidikan Islam, lingkungan dapat memberi pengaruh yang positif atau negative terhadap pertumbuhan jiwa dan kepribadian anak. Pengaruh lingkungan yang dapat terjadi pada anak diantaranya adalah akhlak dan sikap  keberagamaannya. Mengingat bahwa besarnya pengaruh lingkungan terhadap diri atau kepribadian dan watak anak, maka dalam perspektif pendidikan Islam lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan fisiologis, psikologis dan sosio-kultural. Drs. Abdurrahman Saleh ada tiga macam pengaruh lingkungan pendidikan terhadap keberagaman anak, yaitu:
  1. Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama. Lingkungan semacam ini adakalanya berkeberatan terhadap pendidikan agama, dan adakalanya pula agak sedikit tahu tentang hal itu.
  2. Lingkungan yang berpegang teguh kepada tradisi agama tetapi tanpa keinsyafan batin. Biasanya lingkungan yang demikian menghasilkan anak-anak beragama yang secara tradisional tanpa kritik atau beragama secara kebetulan.
  3. Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam kehidupan agama. Lingkungan ini memberikan motivasi (dorongan) yang kuat kepada anak untuk memeluk dan mengikuti pendidikan agama yang ada.[10]


















E.       KESIMPULAN
Lingkungan pendidikan adalah suatu institusi atau kelembagaan di mana pendidikan itu berlangsung. Lingkungan tersebut akan mempengaruhi proses pendidikan yang berlangsung. Dalam beberapa sumber bacaan kependidikan, jarang dijumpai pendapat para ahli tentang pengertian lingkungan pendidikan Islam. Menurut Abuddin Nata, kajian lingkungan pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah) biasanya terintegrasi secara implisit dengan pembahasan mengenai macam-macam lingkungan pendidikan. Namun demikian, dapat dipahami bahwa lingkungan pendidikan Islam adalah suatu lingkungan yang di dalamnya terdapat ciri-ciri ke-Islaman yang memungkinkan terselenggaranya pendidikan Islam dengan baik.
Ki Hajar Dewantara mengartikan lingkungan dengan makna yang lebih simple dan spesifik. Ia mangatakan  bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan berada dalam 3 pusat lembaga pendidikan yaitu;
1.      Lingkungan Keluarga
2.      Lingkungan Sekolah
3.      Lingkungan Masyarakat.
Drs. Abdurrahman Saleh ada tiga macam pengaruh lingkungan pendidikan terhadap keberagaman anak, yaitu:
  1. Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama. Lingkungan semacam ini adakalanya berkeberatan terhadap pendidikan agama, dan adakalanya pula agak sedikit tahu tentang hal itu.
  2. Lingkungan yang berpegang teguh kepada tradisi agama tetapi tanpa keinsyafan batin. Biasanya lingkungan yang demikian menghasilkan anak-anak beragama yang secara tradisional tanpa kritik atau beragama secara kebetulan.
  3. Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam kehidupan agama. Lingkungan ini memberikan motivasi (dorongan) yang kuat kepada anak untuk memeluk dan mengikuti pendidikan agama yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Bakry, Sama’un .2005. Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka
Daradjat, Zakiah dkk .1996. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara
Sudjana, Nana .2015. Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo
Ramayulis, dkk .2011. Filsafat Pendidikan Islam, jakata: Kalam Mulia
Saleh, Abdurrahman .1996. Didakti Dan Methodik Pendidikan Agama, Jakarta: Bulan Bintang
Zuhairini, dkk .1992. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara



[2] Zakiah, Daradjat, dkk. 1996. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, hal 3
[4] Sama’un Bakry. 2005. Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka, hal. 97
[5] Zuhairini, dkk. 1992. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, hal. 177
[6] Zuhairini, dkk. 1992. Filsafat Pendidikan..., hal. 179
[7] Ramayulis dkk, 2011, Filsafat Pendidikan Islam, jakata: Kalam Mulia, hal. 65-66
[8] Zuhairini, dkk. 1992. Filsafat Pendidikan..., hal. 180
[9] Nana,Sudjana. 2015.  Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo, hal. 212-214
[10] Abdurrahman,Saleh. 1969.  Didakti Dan Methodik Pendidikan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, hal. 77-78

Tidak ada komentar:

Posting Komentar